Acetobacter COME FROM SAWI
PENANGKAPAN Acetobacter DENGAN MEDIA Brassica juncea untuk Optimalisasi Produk Nata
Deassy Laily Paramita, Mochamad Riduwan, Yasinta Kuswinarto
Program Studi Pendidikan IPA
Universitas Negeri Surabaya, Surabaya
ABSTRAK
Latar belakang :
Salah satu kandungan karbohidrat yang tinggi
ada pada sawi (Brassica juncea, L.). sawi (Brassica juncea, L.)
merupakan sejenis sayuran yang digemari masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis
serta kaya akan zat essensial (protein,karbohidrat, dan lemak), vitamin dan
mineral. Oleh
karena itu, sawi (Brassica juncea L.) bisa digunakan
sebagai alternatif media penangkapan bakteri Acetobacter xylinum yang selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan produk nata de coco.
Tujuan : Menciptakan
Nata de Coco sebagai produk olahan makanan dari
starter bakteri Acetobacter xylinum dengan media sawi hijau (Brassica juncea, L.)
Metode : Penangkapan bakteri Acetobacter xylinum menggunakan media
sawi hijau yang kemudian dikembangbiakkan melalui media air kelapa untuk
menghasilkan produk nata de coco.
Hasil : Tidak
terbentuk produk nata yang menggunakan starter yang diduga bakteri Acetobacter xylinum dengan media sawi (Brassica juncea, L.). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bakteri yang tumbuh pada media sawi hijau bukanlah bakteri yang dikehendaki dan
berdampak pada tidak dapat terbentuknya produk nata.
Kata kunci : sawi hijau, Acetobacter xylinum, nata
ABSTRACT
Background: One of the high carbohydrate content is in
mustard (Brassica juncea L.). mustard (Brassica juncea L.) is a kind of
vegetable that is popular with the public and have economic value and is rich
in essential substances (proteins, carbohydrates, and fats), vitamins and
minerals. Therefore, mustard (Brassica juncea L.) can be used as an alternative
to the arrest of the bacterium Acetobacter xylinum media which can then be
utilized in the manufacture of nata de coco.
Purpose: Creating Nata de Coco as processed food products of starter bacteria Acetobacter xylinum with medium green cabbage (Brassica juncea L.)
Methods: Catching the bacterium Acetobacter xylinum using media greens which then propagated through the medium of coconut water to produce nata de coco.
Results: There is formed using the product nata starter bacteria Acetobacter xylinum alleged by the media mustard (Brassica juncea L.). It concluded that the bacteria that grow on the medium green cabbage is not the desired bacteria and can not have an impact on the formation of nata.
Keywords: green cabbage, Acetobacter xylinum, nata
PENDAHULUAN
Nata
adalah salah satu jenis makanan yang digemari oleh masyarakat. Saat ini nata
yang sering dijumpai di pasaran adalah nata
de coco. Prospek bahan makanan jenis nata memang makin ramai di pasaran,
namun belum ada suatu ide untuk membuat inovasi baru untuk membua nata.
Misalnya bahan baku dari pembuatan nata melalui pemanfaatan sayuran yang kaya
akan zat besi. (Sri: 2012).
Nata
merupakan lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa) yang dibentuk oleh
kumpulan sel bakteri pembentuk kapsul. Lapisan ini mempunyai tekstur kenyal,
putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata tidak
akan tumbuh didalam cairan). Nata dikenal sebagai salah satu produk makanan
fermentasi yang berbentuk gelatin seperti agar – agar atau kolang- kaling yang
dapat dipakai sebagai bahan pengisi es krim, pencampur fruit cocktail,
dan yoghurt. (Hardi:2013).
Pembuatan selulosa dari nata
melibatkan bakteri Acetobacter xylinum subs. xylinum. Bakteri ini dapat
tumbuh dan berkembang biak dalam media cair dengan kandungan
nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri dan pembentukan
jaringan nata. (Heryawan:2004). Prinsip utama
suatu bahan pangan dapat diolah menjadi nata adalah adanya kandungan
karbohidrat yang cukup memadai dalam bahan tersebut.
Salah satu kandungan karbohidrat yang tinggi
ada pada sawi (Brassica juncea, L.). sawi (Brassica juncea, L.)
merupakan sejenis sayuran yang digemari masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis
serta kaya akan zat essensial (protein,karbohidrat, dan lemak), vitamin dan
mineral. Sawi termasuk jenis sayuran daun yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
di Indonesia maupun beberapa negara di dunia. Berdasarkan data dari Balai Pusat
Statistik (BPS) tentang Survei Pertanian Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia
tahun 1991, luas panen sawi adalah 35.868 hektar (4,35%) dari luas panen
sayuran nasional; dengan produksi 322.164 ton (7,23%) dari produksi sayurOleh
karena itu, sawi (Brassica
juncea L.) bisa digunakan sebagai alternatif media penangkapan
bakteri Acetobacter xylinum yang
selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan produk nata de coco.
TUJUAN
1. Menangkap bakteri Acetobacter
xylinum dengan media sawi (Brassica juncea, L.)
2. Menciptakan Nata de Coco sebagai produk olahan makanan dari starter bakteri Acetobacter xylinum dengan
media sawi (Brassica
juncea, L.)
3. Memanfaatkan sawi (Brassica juncea, L.) menjadi
lebih berguna dan bernilai jual lebih tinggi
METODE
PELAKSANAAN
A. Tempat
dan Waktu Pelaksanaan
Sebagai tahap awal
proses pembuatan Nata de Coco, lokasi yang digunakan untuk melakukan
percobaan ini adalah di Wonocolo-Sepanjang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo
yang merupakan kediaman salah satu anggota dan dilaksanakan pada Sabtu, 7 Maret
2015.
Tabel 2. Waktu dan
tempat pelaksanaan pembuatan “Nata de Coco”
Tahapan Kegiatan
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Pembelian Bahan
|
Sabtu, 7 Maret 2015
pukul 06.00
|
Pembelian barang
dilakukan di pasar terdekat dengan
lokasi pembuatan
|
Pembuatan Ekstrak
Sawi Hijau
|
Sabtu, 7 Maret 2015
pukul 08.00-08.30
|
Sawi hijau dipotong
kecil-kecil, diblender kemudian disaring dan diambil ekstraknya
|
Pembuatan Starter
bakteri Acetobacter Xylinum
|
Sabtu, 7 Maret 2015
pukul 12.00-14.00
|
Ekstrak sawi hiaju ditambahkan gula
pasir dan air dengan perbandingan ampas sawi: gula: air = 6:3:1 lalu
dimasukkan pada botol kaca
|
Masa Inkubasi
|
Sabtu, 7 Maret 2015
16.15 – Jum’at, 20 Maret 2015
|
Didiamkan selama 2
minggu
|
Tahapan Kegiatan
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Pembuatan Media
dengan Air Kelapa
|
Jum’at, 20 Maret 2015
pukul 16.00-16.30
|
Air kelapa dipanaskan
dan ditambahkan urea 1 gram dan asam cuka 70 % 3 ml, diaduk sampai mendidih
lalu didinginkan
|
Penginokulasian
dengan Starter
|
Jum’at, 20 Maret 2015
pukul 16.30-17.00
|
Starter dimasukkan
pada media, media ditutup kembali dengan kertas agar tidak terkontaminasi
dengan udara
|
Masa Inkubasi
|
Jum’at, 20 Maret 2015
17.00 – Jum’at, 27 Maret 2015
|
Ekstrak labu kuning
yang telah diberi starter didiamkan sampai 2 minggu
|
B.
Bahan dan Alat
a.
Bahan
1)
Ekstrak sawi hijau 600
mL
2)
Gula pasir 500
gram
3)
Air
b.
Alat
1)
Pisau
2)
Kompor 1 buah
3)
Panci ` 1
buah
4)
Gelas ukur 1
buah
5)
Pengaduk 1 buah
6)
Saringan 1 buah
7)
Nampan 3 buah
8)
Kertas 12
lembar
9)
Karet gelang 10
buah
10) Blender 1
buah
11) Botol Kaca 3
buah
C. Langkah
Percobaan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci sawi. Memotong
kecil-kecil sawi yang telah dibersihkan. Mengekstrak sawi dengan menghancurkan
terlebih dahulu dengan blender dan menyaringnya dengan saringan. Memakai ampas sawi hasil
saringan, lalu ditambahkan gula pasir dan air dengan perbandingan ampas sawi:gula
pasir:air = 6:3:1. Mengaduk campuran tersebut sampai rata, kemudian memasukan ke dalam botol yang tertutup rapat. Mendiamkan selama 2-3
minggu sampai terbentuk lapisan putih di atas campuran tersebut dan menyimpan di dalam
temperatur kamar serta jangan membuka tutup botolnya. Bagian yang digunakan untuk membuat nata adalah
air dari campuran tersebut yang mengandung bakteri Acetobacter Xylinum. Untuk
pembuatan nata, menyiapkan air kelapa sebanyak 300 ml lalu dipanaskan. Sambil,
dipanaskan, menambah air kelapa dengan urea 2 gram dan asam cuka
70% 3 ml dan mengaduk hingga mendidih. Menuangkan hasil
ekstrak sawi dan memasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan
yang datar. Mengukur hasil campuran yang telah dipanaskan menggunakan gelas
ukur dengan volume 100 ml sebanyak tiga kali. Memasukkan hasil campuran yang telah
diukur volumenya ke dalam 3 botol kaca yang sudah disterilisasi menggunakan
alkohol. Menginokulasi substrat dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 ml pada setiap ekstrak
media dari bakteri yang telah
ditangkap sebelumnya menggunakan sawi hijau. Menutup
media menggunakan kertas dan diikat dengan karet gelang. Menginkubasi dengan
cara meletakkan pada tempat dan ruang yang bersih, serta terhindar dari debu
dan goncangan. Inkubasi dilakukan selama 10-15 hari, pada suhu kamar. Pada
tahap fermentasi ini tidak boleh digoyang-goyang. Pada umur 10-15 hari nata
dapat dipanen dan diolah sesuai selera.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berikut ini disajikan tabel hasil penelitian :
Minggu
ke-
|
Ketebalan nata yang terbentuk (cm)
|
1
|
Tidak terbentuk
|
2
|
Tidak terbentuk
|
Dari hasil penelitian selama dua minggu dari mulai
penangkapan bakteri Acetobacter xylinum
sampai dengan mengembangbiakan bakteri menjadi produk nata. Ternyata, media
sawi hijau tidak dapat digunakan untuk membuat produk nata. Terbukti dari tidak
terbentuknya lapisan atas selama dua minggu dari air kelapa sebagai media
perkembangbiakan bakteri Acetobacter
xylinum dan starter bakteri Acetobacter
xylinum dari sawi hijau.
Pembahasan
Prinsip dasar terbentuknya Nata de Coco adalah
kemampuan bakteri Acetobacter xylinum
untuk mengubah zat organik yang terdapat pada bahan dasar menjadi selulosa.
Bahan dasar dari pembuatan makanan berserat pada umumnya berasal dari tanaman,
karena di dalam tanaman terdapat komponen organik yang akan digunakan oleh Acetobacter xylinum untuk melakukan
metabolisme ditambah dengan media fermentasi dan komponen organik sebagai
nutrisi bakteri Acetobacter xylinum
serta penambahan sukrosa (gula pasir) dapat meningkatkan kualitas dari Nata de
coco. Bahan dasar tersebut salah satunya adalah sawi hijau. Dalam 100 gram sawi
hijau terdapat kandungan protein 3,2 gram, karbohidrat 4,0 gram serta serat 1,2
gram. Kandungan zat-zat tersebut diduga dapat dimanfaatkan oleh bakteri Acetobacter xylinum untuk tumbuh dan
berkembang. Bakteri ini akan mempolimerisasi glukosa yang dihasilkan oleh
protein dan karbohidrat sehingga menjadi selulosa. Selama 1 minggu masa
inkubasi untuk pembuatan starter bakteri Acetobacter
xylinum dari media sawi hijau terbentuk
cairan kental. Hal ini mengindikasikan bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada media sawi. Namun tidak dapat
dipastikan bahwa bakteri tersebut bakteri Acetobacter
xylinum atau bukan. Tetapi dapat dipastikan dengan mengembangbiakkan
bakteri tersebut dengan media air kelapa sesuai proses pembuatan produk nata pada
umumnya. Bakteri Acetobacter xylinum yang
diduga dapat ditumbuhkan melalui media sawi, bakteri ini dikembangbiakkan
dengan media air kelapa. Dalam pembuatannya, air kelapa diberi campuran
sukrosa, urea serta asam asetat 70%. Pemberian sukrosa dan urea akan merangsang
mikroorganisme dalam mensintesa selulosa dan menghasilkan nata dengan ikatan
selulosa yang kuat serta pemberian asam asetat untuk mengontrol kondisi media
dalam keadaan asam. Karena bakteri ini
hanya dapat berkembang pada kondisi asam yaitu pada kisaran pH 3,5-6. Namun,
selama 1 minggu masa inkubasi tidak terbentuk lapisan padat berwarna putih pada
bagian atasnya. Sehingga bakteri Acetobacter
xylinum yang diduga tumbuh pada media sawi hijau tidak dapat berkembangbiak
pada media air kelapa. Jadi, bakteri tersebut bukanlah bakteri Acetobacter xylinum karena tidak dapat
dikembangbiakkan melalui media air kelapa dan sawi hijau bukanlah media yang
tepat untuk menumbuhkan atau membuat starter bakteri Acetobacter xylinum.
Kesimpulan
Pelaksanaan program PKM Artikel Ilmiah penangkapan bakteri Acetobacter xylinum melalui media sawi
hijau untuk membuat produk Nata de Coco ternyata tidak dapat menciptakan produk
nata sebagai olahan makanan dari
starter bakteri Acetobacter
xylinum dengan media sawi (Brassica juncea, L.).
Dari
hasil penelitian selama dua minggu, tidak terbentuk produk nata yang
menggunakan starter yang diduga bakteri Acetobacter
xylinum dengan media sawi (Brassica
juncea, L.). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bakteri yang tumbuh pada
media sawi hijau bukanlah bakteri yang dikehendaki dan berdampak pada tidak
dapat terbentuknya produk nata.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap keluarga, yang telah mendukung
dengan cinta kasih dan materi. Serta kepada Bapak Hasan Subekti, S.Pd, M.Pd sebagai
pembimbing yang telah memberikan kontribusinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardi. 2013. Jurnal: Pengaruh Penambahan Gula, Asam Asetat Dan Waktu Fermentasi Terhadap
Kualitas Nata De Corn.
Universitas Sriwijaya: Palembang
Heryawan. 2004.
Pembuatan Film Selulosa dari Nata de Pina. Universitas Syiah Kuala
Aceh
Rukmana.
2014. Jurnal: Meningkatkan pertumbuhan
dan produksi tanaman sawi atau caisim dengan hasil optimal Brassica juncea. Universitas Negeri Surabaya: Surabaya
Sri. 2012. Jurnal: Pengaruh Penambahan Sukrosa Dan Asam Asetat
Glacial Terhadap Kualitas Nata Dari Whey Tahu Dan Substrat Air Kelapa. Universitas
Brawijaya: Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar