KOMUNITAS
GASTROPODA DI PERSAWAHAN KECAMATAN WONOAYU SIDOARJO
Fitria
Karinasari, Madha Fitri Marinta, Betty Asrotaja Yonika Putri
Pendidikan
Biologi A 2013 - Jurusan Biologi - FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Penelitian
tentang komunitas gastropoda di
daerah persawahan Wonoayu Sidoarjo bertujuan untuk
mendeskripsikan dan mengidentifikasi jenis-jenis gastropoda di daerah
persawahan Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan cara
mengamati dan mendokumentasikan setiap objek secara acak dan menyebar pada area
persawahan di daerah Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Cara kerja yang dilakukan selama penelitian ini
dibagi dalam dua tahapan. Tahap pertama adalah pengamatan lapangan dan
pengambilan gambar objek. Kemudian tahap kedua yaitu mengidentifikasi ciri-ciri
dari gastropoda yang sudah ditemukan serta menentukan jenis gastropoda tersebut
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Berdasarkan hasil
pengamatan, pengumpulan, dan identifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
jenis – jenis gastropoda yang ada di daerah persawahan Wonoayu Sidoarjo memiliki
nilai indeks keanekaragaman yaitu H = 0,99 tergolong rendah dan nilai indeks dominansi yaitu Ds = 0,42
tergolong sedang.
Hal ini dibuktikan dengan hanya ditemukannya tiga spesies yakni Pila
ampullacea, Achatina fulica, dan Pomacea
canaliculata. Jumlah Spesies yang paling mendominasi
lokasi tersebut adalah jenis Pila ampullacea dan Pomacea canaliculata, sedangkan yang paling sedikit ditemukan
adalah jenis Achatina fulica .
Kata kunci: komunitas, Gastropoda, Kecamatan Wonoayu Sidoarjo
PENDAHULUAN
Gastropoda merupakan
salah satu kelompok hewan dari kelas Moluska yang dapat hidup pada berbagai
tipe habitat baik di daratan ataupun di perairan. Gastropoda di daratan
dapat ditemukan di habitat sawah. Menurut Dharma (1988), keberadaan Gastropoda
sawah mempunyai peranan yang penting bagi ekosistem sawah, baik yang
menguntungkan ataupun yang merugikan.
Pada
penelitian sebelumnya (Rudianto dkk./2014/Jurnal Protobiont) dijelaskan bahwa Gastropoda
dapat mempercepat terjadinya penguraian bahan-bahan organik akan tetapi keberadaannya
di sawah juga dapat merugikan karena bersifat sebagai hama.Hama Gastropoda merupakan
masalah serius bagi tanaman padi. Menurut Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan (2008), luas area tanaman padi yang diserang keong mas tahun 2007
mencapai lebih dari 22.000 Ha. Kecamatan Sungai Kakap yang terletak di
Kabupaten Kubu Raya memiliki lahan persawahan yang luasnya mencapai 45% dari
total luas lahan Kecamatan Sungai Kakap. Sektor pertanian di Kecamatan Sungai
Kakap merupakan salah satu sektor unggulan dan menjadi penopang utama
perekonomian masyarakat. Tipe sawah di Kecamatan Sungai Kakap meliputi sawah
tadah hujan, pasang surut dan tegalan. Namun hanya sawah tadah hujan dan pasang
surut saja yang digunakan untuk menanam padi. Perbedaan pola irigasi sawah
tadah hujan dan pasang surut dapat mempengaruhi keberadaan Gastropoda yang
adapada kedua tipe persawahan tersebut. Data mengenai keragaman jenis Gastropoda
di persawahan Kecamatan Sungai Kakap masih terbatas sehingga perlu
dilakukan kajian mengenai struktur komunitas Gastropoda pada persawahan
di Kecamatan Sungai Kakap.
Wonoayu
merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Di daerah
Kecamatan wonoayu terdapat beberapa desa diantaranya yaitu desa Wonokasihan dan
Sumberejo. Di dua desa tersebut memiliki area persawahan yang cukup luas. Area
persawahan merupakan salah satu habitat yang cocok untuk kehidupan molusca kelas
Gastropoda, hal ini dikarenakan suhu lingkungan di daerah persawahan sangat
cocok dengan kehidupan gastropoda. Namun keberadaan Molusca kelas Gastropoda
kini semakin berkurang, dikarenakan para petani di persawahan menilai jika
gastropoda ini adalah satu hama tanaman yang menyebabkan hasil panen para
petani kurang maksimal. Menurut salah satu petani Sumiaji 52 tahun jika
keberadaan keong, bekicot membuat para petani resah, pasalnya keong tersebut
memakan daun – daun yang ada di persawahan. Untuk mengatasi masalah tersebut
oleh Bu Suminten 60 tahun petani di Desa Sumberejo sering membasmi keong sawah
tersebut dengan cara menabur kapur bangunan disekitar area persawahan atau
dengan membasmi dengan membunuh benih atau telur dari keong tersebut. Selain
dibasmi keong sawah dan bekicot juga ditangkap untuk dikonsumsi. Kegiatan yang
dilakukan oleh para petani di sekitar area persawahan dinilai dapat mengurangi
jumlah Gastropoda di area persawahan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keaneragaman Gastropoda di daerah
persawahan Kecamatan Wonoayu
Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.
Berdasarkan
paparan di atas tujuan di adakan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
mengidentifikasi jenis – jenis
Gastropoda di Daerah persawahan Kecamatan Wonoayu Sidoarjo
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
bersifat eksploratif, yaitu dengan cara mengamati dan mendokumentasikan setiap objek secara
acak dan menyebar pada area persawahan di daerah Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yakni, desa
Wonokasihan dan
desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Sidoarjo selama bulan Maret hingga April 2014
dengan tiga kali pengamatan, sekaligus mendokumentasikan objek yang ditemukan
di persawahan tersebut, sedangkan pengidentifikasian gastropoda yang sudah
ditemukan dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.
Sasaran penelitian ini adalah semua jenis gastropoda
yang ditemukan di daerah persawahan dari kedua desa tersebut, sedangkan objek
yang dikaji adalah pengelompokan jenis gastropoda berdasarkan ciri-ciri yang
dimiliki.
Alat dan bahan
penelitian yang digunakan adalah beberapa botol kaca beserta tutupnya dan
alkohol 70%; lembar pengamatan, alat tulis,
dan kamera.
Cara kerja yang dilakukan selama penelitian ini dibagi dalam dua
tahapan. Tahap pertama adalah pengamatan lapangan dan pengambilan gambar objek.
Pengamatan lapangan ini dilakukan pada tiga waktu yang berbeda yaitu pada pagi
hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 13.00 WIB, dan sore hari pukul 17.00 WIB
yang dilakukan dengan dua kali pengulangan.
Pengambilan gambar objek
amatan dilakukan dengan menggunakan kamera digital.
Penelitian dimulai
dengan pengambilan sampel gastropoda yang dilakukan dengan cara menentukan plot pada area persawahan
untuk membuat unit sampling pengamatan. Pada masing-masing desa kami mengambil dua petak
sawah, dimana satu petak sawah terdiri dari tiga plot. Gastropoda yang
ditemukan dibersihkan badannya kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca yang
berisi alkohol 70%. Kemudian tahap kedua yaitu mengidentifikasi ciri-ciri
dari gastropoda yang sudah ditemukan serta menentukan jenis gastropoda tersebut
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.
Gambar 1. Denah plot yang digunakan dalam pengambilan sampel di area sawah Desa Wonokasihan dan Desa Sumberejo Kabupaten Sidoarjo.
HASIL
Pada penelitian di
daerah
Kecamatan Wonoayu,
Sidoarjo tepatnya di area persawahan Desa
Wonokasihan dan Desa Sumberejo yang telah dibagi menjadi tiga plot pada masing-masing petak sawah, ditemukan tiga spesies hewan dari kelas Gastropoda yang mana masyarakat daerah tersebut menyebutnya dengan nama Bekicot, Keong Mas dan Besusul.
1. Achatina fulica
Deskripsi
Organisme
ini memiliki ciri yaitu habitatnya pada daerah yang lembab. Memiliki cangkang
tunggal yang berbentuk spiral, ukuran cangkang termasuk besar dengan
panjang 5-6 cm. Arah putaran cangkang organisme ini yaitu dekstral (putaran
kekanan), bentuk cangkang contong, tipe mulut cangkang lonjong dan warna
cangkang coklat muda bercorak coklat tua. Tubuhnya dilindungi oleh cangkang
dari bahan kapur yang kuat dan didalmnya mengandung lapisan mutiara.Cangkang
bekicot terpilin Spiral(Body whorl) dengan jumlah putaran 5, tidak memiliki
tutup cangkang (Operculum) .warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap
di permukaannya.
2. Pomacea canaliculata
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Famili : Ampullariidae
Genus : Pomacea
Spesies : Pomacea canaliculata
Deskripsi
Keong mas memiliki morfologi yang sama dengan keong
sawah. Cangkang berbentuk bulat mengerut dengan mulut cangkang berbentuk
perbani, warna cangkang kuning keemasan, berdiameter 2-3 cm. Rumah
keong berujung pada menara pendek dengan 4-5 putaran kanal yang dangkal. Pada
mulut rumah terdapat penutup mulut yang disebut operculum yang kaku.
3. Pila
ampullacea
|
Did you know there is a 12 word sentence you can tell your partner... that will trigger intense emotions of love and impulsive attraction to you buried within his chest?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, treasure and look after you with all his heart...
====> 12 Words That Fuel A Man's Desire Instinct
This instinct is so built-in to a man's genetics that it will drive him to try harder than before to make your relationship the best part of both of your lives.
In fact, triggering this all-powerful instinct is absolutely essential to getting the best ever relationship with your man that the instance you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll immediately notice him expose his mind and heart to you in a way he's never expressed before and he'll identify you as the only woman in the galaxy who has ever truly tempted him.