Halaman

Senin, 14 Desember 2015

EKSPRESI GEN PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK

 EKSPRESI GEN PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK
Ekspresi gen merupakan proses penerjemahan informasi genetik melalui transkripsi gen dan translasi mRNA menjadi protein. Gen diekspresikan melalui pembentukan protein atau enzim yang berperan dalam proses metabolisme. Ekspresi gen dapat diatur baik diekspresikan atau tidak. Ekspresi gen yang dikodekan dapat dihentikan ketika produk metabolisme di dalam sel sudah mencapai jumlah yang mencukupi. Ekspresi gen dimulai dari aktivitas RNA polimerase dalam mentranskrip DNA. Pengikatan RNA polimerase ke DNA terjadi di promotor. Promotor berinteraksi dengan RNA polimerase dan menginisiasi transkripsi dengan cepat. Transkripsi berjalan dari 3’à5’ DNA template atau mRNA disintesis dari 5’à3’. Transkripsi berakhir ketika RNA polimerase mencapai daerah terminasi. Kemudian mRNA keluar dari DNA menuju ribosom dalam sitoplasma, sehingga diperoleh 1 pita mRNA lengkap. Satu mRNA dapat mengkode 1 atau lebih polipeptida. Mekanisme pengaturan ekspresi gen disebut regulasi ekspresi gen. Regulasi suatu gen berbeda-beda, ada gen yang terus diekspresi (Housekeeping Gene) dan ada gen yang hanya diekspresikan pada tempat dan saat tertentu saja (Luxuries Gene). Regulasi ekspresi gen sangat penting bagi jasad hidup karena tanpa sistem pengendali yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi. Berdasarkan sel penyusunnya regulasi ekspresi gen dapat dikelompokkan menjadi regulasi ekspresi gen pada  prokariotik dan regulasi ekspresi gen pada eukariotik. Pada prokariotik, pengendalian ekspresi gen hanya terjadi pada proses transkripsi sedangkan pada eukariotik pengendalian ekspresi gen terjadi mulai dari transkripsi sampai pasca translasi.

A.    Regulasi Ekspresi Gen pada Prokariotik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengendalian ekspresi gen pada prokariotik hanya terjadi pada proses transkripsi. Beberapa gen dapat berada dalam satu unit transkripsi. Satu unit transkripsi diawali dengan promotor dan diakhiri dengan terminator. Beberapa gen yang berada dalam satu unit transkripsi dinamakan operon. Pada prokariot telah ditemukan adanya beberapa operon yang diantaranya adalah operon laktosa (operon lac) dan operon triptofan (operon trp). Pada  operon  lac ekspresi  gen yaitu dengan mengatur interaksi antara promotor dengan enzim transkriptase (pengendali transkripsi). Pada operon trp ekspresi diatur dengan cara menghentikan transkripsi bila produk trankripsi, yaitu triptofan, sudah mencapai kuantitas yang dibutuhkan. Regulasi operon laktosa pada bakteri E. coli dapat dijelaskan pertama kali oleh Jacob dan Monod dengan pengertian sekelompok gen yang diapit secara bersamaan oleh sepasang promotor dan terminator. Laktosa yaitu gula yang tersusun atas glukosa dan galaktosa.  Laktosa dapat diuraikan menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim β−galaktosidase. Bakteri E. Coli dalam hidupnya dapat memanfaatkan baik laktosa maupun glukosa tergantung gula mana yang tersedia di lingkungan. Bakteri E. Coli mempunyai kemampuan mensintesis β−galaktosidase sehingga bila laktosa yang dimanfaatkan sebagai sumber karbon maka bakteri tersebut akan mampu mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Namun bila tersedia laktosa dan glukosa maka bakteri akan memilih glukosa sebagai sumber karbon, karena glukosa dapat langsung dimanfaatkan dalam proses metabolisme. Bakteri E. Coli mampu mengatur ekspresi gen β−galaktosidase disintesis atau tidak, sesuai dengan pilihan sumber karbon yang tersedia yaitu laktosa atau glukosa. Apabila yang tersedia glukosa maka β−galaktosidase tidak disintesis. Pengaturan ekspresi operon laktosa dilakukan oleh suatu protein regulator yang akan berinteraksi dengan   promotor.   Protein regulator tersebut akan menentukan inisiasi translasi yang dilakukan oleh transkriptase. Protein pengatur dihasilkan  oleh  gen  regulator,  yaitu  gen  yang  produk  ekspresinya  berperan mengatur  ekspresi  gen  lain.  Pada  operon  laktosa  terdapat  dua  gen regulator yaitu gen lac-i dan gen crp. Gen lac-i berhubungan dengan kehadiran laktosa,  sedangkan  gen  crp  berhubungan  dengan  kehadiran  glukosa.  Gen  yang diatur tersebut dinamakan gen struktural, sebagai contoh gen lac-Z, lac-Y, dan lac-A  pada  operon  laktosa.  Jadi  gen  regulator  berperan  mengatur  ekspresi  gen struktural. Gen  lac-i  akan  menghasilkan  suatu  polipeptida,  yang  kemudian  setiap empat polipeptida akan membentuk satu molekul protein tetramer yang berperan sebagai regulator. Dalam proses regulasi protein tetramer ini akan menempel pada suatu wilayah promotor yang disebut operator. Penempelan itu terjadi karena ada kecocokan tertentu antara runtunan basa operator dengan protein regulator. Akibat adanya  protein  regulator  yang  menempati  wilayah  operator  maka  transkriptase tidak  dapat  melakukan  inisiasi  translasi,  sehingga  gen-gen  yang  terdapat  di belakang  promotor  menjadi  tidak  terekspresi.  Protein  regulator  seperti  di  atas bersifat menghalangi atau menekan terjadinya transkripsi, maka disebut represor. Lawan  sifat  dari  represor  disebut  aktivator,  yaitu  mendorong terjadinya ekspresi gen. Oleh karena itu diperlukan laktosa agar terjadi ekspresi operon  laktosa  dan sintesis  β−galaktosidase. Laktosa dapat melepaskan protein regulator dari promotor agar terjadi ekspresi gen lac-Z,  untuk  menghasilkan  β−galaktosidase.  Laktosa yang diambil oleh bakteri berinteraksi dengan protein regulator dan berasosiasi sehingga dapat mengubah konfigurasi molekul protein regulator. Perubahan konfigurasi pada protein represor  menyebabkan  protein  tersebut  menjadi  tidak mampu berasosiasi dengan operator. Dengan tidak adanya represor pada promotor maka transkriptase menjadi tidak terhalang untuk melakukan inisiasi transkripsi, dan terjadi ekspresi gen-gen pada operon laktosa.


Selain   laktosa,   ekspresi   operon   lac   juga   diatur  oleh keberadaan glukosa. Bila bakteri telah mengkonversi laktosa menjadi glukosa. Proses  regulasi  ini  melibatkan  tiga  komponen  yaitu  glukosa,  cAMP (cyclic  AMP),  dan  CAP  (protein  aktivator/ represor).  CAP  merupakan  protein yang berperan mengaktifkan enzim transkriptase, protein ini disandikan oleh gen regulator crp sehingga terjadi transkripsi operon laktosa. Pada operon trp terdapat lima gen struktural yaitu trp-E, trp-D. trp-C, trp-B, dan trp-A, dan satu gen pengawal yaitu trp-L yang berfungsi dalam regulasi. Gen trp-E sampai trp-A keseluruhannya menyandikan enzim yang berperan dalam satu lintasan  metabolisme  triptofan.  Regulasi  ekspresi  operon  trp  berbeda  dengan  regulasi  operon  lac;  pada operon lac regulasi  dilakukan  pada  tingkat  inisiasi atau pada tingkat promotor, sedangkan regulasi operon trp berlangsung pada tingkat RNA hasil transkripsi. Pada  operon  trp  satu  gen  pengawal  (trp-L)  yang  terletak  tepat  di  belakang promotor,  berfungsi  sebagai  regulator.  Regulasi berlangsung pada saat enzim transkriptase berada pada ruas trp-L, yang akan menentukan apakah transkripsi akan berhenti pada trp-L atau dilanjutkan ke ruas gen yang ada di belakangnya (trp-E sampai trp-A). Dalam keadaan sel kekurangan triptofan dengan adanya ekspresi gen-gen pada  operon  trp  maka  akan  terjadi  peningkatan  kuantitas  triptofan  dalam  sel. Kuantitas tiptofan dalam sel akan mengendalikan ekspresi gen-gen pada operon ini, yaitu pada konsentrasi tertentu triptofan akan menghentikan ekspresi gen-gen tersebut. Regulasi oleh triptofan berhubungan dengan ruas trp-L. Pada ruas trp-L terdapat dua kodon yang berhubungan dengan asam amino triptofan yaitu kodon yang terletak pada basa 54 sampai 59. Saat transkripsi sedang berjalan pada ruas gen  trp-L,  RNA  yang  dihasilkan  transkripsi  tersebut  juga  mulai  dibaca  oleh ribosom. Ribosom akan berjalan membaca kodon-kodon yang terdapat  pada RNA  dan  merangkaikan  berbagai  asam  amino  yang  sesuai. Pergerakan ribosom akan berjalan lancar selama tersedia amino-asil-tRNA yang cocok dengan kodon yang dibaca ribosom tersebut. Pada saat kuantitas triptofan dalam  sel  belum  mencukupi  tidak  akan  terbentuk  amino-asil- tRNA,  sehingga  ketika  ribosom  mencapai  kodon  trp,  basa  54 sampai  basa  59,  tidak  akan  ada  tRNA  yang  berasosisasi  pada  ribosom,  dan ribosom  akan  berhenti  pada  kodon  tersebut.  Ketika  jumlah  triptofan  sudah mencukupi  maka  akan  terbentuk  amino-asil- tRNA dan  ribosom  dapat  membaca kedua  kodon  trp  tersebut  dan  melanjutkan  translasi kodon-kodon selanjutnya. Berhenti atau berjalannya ribosom pada kodon trp akan menentukan apakah proses transkripsi operon trp akan berjalan masuk ke gen trp-E atau berhenti pada ruas gen trp-L. Keberadaan  ribosom  pada basa  54-59  (pada  trp-L)  akan  menentukan  apakah  transkripsi  operon  trp  akan berhenti pada ruas trp-L atau berlanjut ke trp-E. Bila kuantitas triptofan di dalam sel belum mencukupi maka tidak akan terbentuk amino-asil- tRNA, sehingga ribosom akan berhenti pada basa 54-59, ruas-2 akan terbebas dari ribosom sehingga dapat berpasangan dengan ruas-3 (pasangan 2-3). Pada kondisi ini tidak akan terbentuk pasangan  3-4,  sehingga  transkripsi  tidak berhenti  pada  ujung  trp-L;  melainkan  terus  dilanjutkan  ke  ruas  gen  trp-E  dan seterusnya. Ruas 3 dan ruas 4 merupakan bentuk dari terminator dari gen trp-L, sehingga pasangan 3-4 merupakan signal akhir transkripsi. Bila  triftofan  dalam  sel  telah  mencukupi  maka  ribosom  tidak  akan berhenti  pada  basa  54-59,  karena  akan  tersedia  amino-asil- tRNA,  ribosom  akan bergerak masuk ke ruas-2. Akibat   kehadiran   ribosom   pada   ruas-2   maka   ruas-3   terbebas   dari perpasangan  dengan  ruas-2,  dan  akan  berpasangan  dengan  ruas-4  membentuk pasangan 3-4 atau struktur jepit rambut. Dalam kondisi ini maka transkripsi akan berakhir  pada  ujung  trp-L,  sehingga  ruas  trp-E  dan  yang  lainnya  tidak  akan tertranskripsikan.

B.     Regulasi Ekspresi Gen pada Eukariotik
Bagian terbesar dari eukariot adalah mahluk bersel banyak. Regulasi ini berjalan melalui proses diferensiasi sel. Semua mahluk hidup termasuk manusia berasal dari satu sel, sehingga semua sel mempunyai kandungan genetik yang sama. Melalui proses diferensiasi dihasilkan berbagai jaringan dan organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Dalam suatu organ disintesis suatu produk, sedangkan pada organ lain disintesis produk yang lain. Jadi walaupun semua sel tersebut mempunyai kandungan genetik yang sama, ternyata terdapat gen-gen yang diekspresikan hanya pada organ tertentu. Regulasi ekspresi gen berjalan mulai dari tingkat inisiasi ekspresi gen.  Seperti pada prokariot, adanya  sejumlah  protein  regulator  yang  mengatur  ekspresi  gen dengan cara berinteraksi dengan ruas DNA. Pada euakriot tidak dikenal adanya operon, setiap gen masing-masing mempunyai promotor dan  terminator.  Pada  eukariot  terdapat  lebih  banyak protein  dan  lebih  banyak  ruas  DNA  yang  terlibat  dalam  regulasi,  protein- protein ini disebut faktor transkripsi. Protein-protein tersebut lebih  banyak berperan sebagai  aktivator daripada represor. Represor berperan menghambat atau mencegah terjadinya transkripsi. Aktivator akan berinteraksi dengan ruas-ruas DNA yang disebut ruas pemacu (enchancer). Ruas pemacu mempunyai jarak yang cukup jauh dari promotor. Koordinasi ekspresi gen bergantung pada interaksi antara ruas-ruas pemacu dengan gen-gen yang tersebar. Sejumlah faktor transkripsi yang mengenali  runtunan  basa  dari  ruas  tersebut akan  menempel  pada  ruas-ruas tersebut dan secara serempak menjalankan transkripsi dari gen-gen tersebut. Pada mRNA sebagai  molekul  hasil  transkripsi  terdapat  ruas  intron  dan  ekson. Bagian intron akan dipotong dan hanya bagian ekson yang dipertahankan untuk membentuk mRNA. Pemilihan ruas intron dan ekson merupakan salah satu cara regulasi. Dengan cara memilih ruas mRNA yang akan diambil (sebagai ekson) atau akan   dibuang   (sebagai   intron),   maka   dari   satu   ruas   gen   yang   sama   dapat disandikan dua jenis mRNA atau polipeptida. Setelah  mRNA  masuk  kedalam  sitoplasma  akan  terjadi  proses  translasi menghasilkan  protein.  Sebelum  menjadi  protein  aktif  atau  fungsional, polipeptida hasil transkripsi   akan   mengalami   suatu   pemrosesan   agar   dapat membentuk struktur fungsionalnya. Pemrosesan ini melibatkan pemotongan rantai polipeptida atau penambahan asam amino baru atau senyawa lain seperti karbohidrat pada rantai polipeptida.  






DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Bahan Kuliah Biologi TPB-IPB (Online). Diakses di https://web.ipb.ac.
id/-tpb/files/materi/genetika/regulasi/menuregulasi.html. Diakses 26
November 2015 pukul 19.51 WIB
Jusuf, Muhammad. Regulasi Ekspresi Gen (Online). Diakses di https://web.ipb.ac.
id/-tpb/files/materi/genetika/regulasi/regulasitextpdf.pdf Diakses 24
November 2015 pukul 19.45 WIB
Maheru, Wijaya. Regulasi Transkripsi (Online). Diakses di
https://www.academia.edu/9910708/Regulasi_Transkripsi. Diakses 26
November 2015 pukul 20.35 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar