KEANEKARAGAMAN
JENIS
HERPETOFAUNA
DI FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA BERDASARKAN TIPE
HABITAT
Mega Tri Asih, Ranny Cahyati, Indrie Dwi
Andarwati
Jurusan
Biologi – FMIPA Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri
Surabaya memiliki lingkungan yang cukup baik karena terletak
pada bagian depan pintu gerbang utama Universitas Negeri Surabaya yang terdapat area taman dan kolam pada lingkungan Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum UNESA. Pada daerah tersebut memiliki potensi adanya
keanekaragaman jenis herpetofauna yang bervariasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keanekaragaman herpetofauna dan menghitung
indeks keanekaragaman herpetofauna berdasarkan tipe habitat di Fakultas Ilmu Sosial
dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan metode
survei perjumpaan visual/ VES (Visual Encounter Survey) yang dikombinasikan dengan sistem jalur transek sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya. Selama bulan
bulan oktober hingga november 2015 dengan empat kali pengamatan. Kelompok
herpetofauna yang ditemui sebanyak 20 individu dari enam spesies. Kelompok
herpetofauna paling banyak ditemui pada jalur
terestrial, yang ditunjukkan dari perhitungan indeks keanekaragaman jenis
Shannon-Wiener sebesar 1,19008(1<H’<
3) dengan indeks keanekaragaman yang stabil. Hal tersebut
disebabkan karena masih banyaknya lahan terbuka yang menjadi habitat kelompok
herpetofauna baik Amphibia maupun Reptilia.
Kata Kunci : Herpetofauna, indeks keanekargaman, Fakultas Ilmu
Sosial dan Hukum
PENGANTAR
Keanekaragaman
hayati Indonesia sangat melimpah. Salah satu potensi keanekaragaman hayati
yaitu herpetofauna. Secara keseluruhan terdapat 600 jenis herpetofauna di Indonesia
(Bappenas, 1993). Reptil dan amfibi termasuk dalam kelompok herpetofauna. Reptil memiliki tingkat endemisitas yang
tinggi, sekitar 150 jenis reptil tergolong endemic (WCMC, 1992). Terdapat 7427
jenis reptile di dunia (Obst, 1998), dan
600 jenis terdapat di Indonesia (WCMC, 1992). Secara biologis Pulau Jawa
merupakan salah satu pulau yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Pada abad ke-19 Pulau Jawa telah menarik perhatian ahli biologi
sehingga fauna Jawa sudah cukup dikenal pada abad ke-20 (Iskandar 1998). Di
Pulau Jawa jumlah reptil yang tercatat, yaitu 173 jenis dan 8% di antaranya adalah endemik Pulau Jawa
(Indrawan, 2007). Sedangkan jumlah amfibi yang pernah tercatat di Pulau Jawa terdapat 57 jenis
(Iskandar, 2000).
Habitat kelompok hewan herpetofauna
yaitu amfibia dan reptilia menempati habitat yang hampir sama, yakni dapat
dijumpai pada sungai-sungai besar atau kecil, kolam air, kayu lapuk, kubangan,
akar banir dan serasah daun. Terdapat penggolongan hewan amfibi dan reptil
berdasar tempat ditemukannya yaitu: 1) akuatik, kelompok hewan yang sepanjang
hidupnya terdapat di perairan. 2) arboreal, hewan yang hidup di atas pohon. 3)
terrestrial, kelompok hewan yang sepanjang hidupnya di atas permukaan tanah. 4)
fossorial, hewan yang hidup dalam lubang-lubang tanah (Mistar 2003; 2008)
Lingkungan kampus UNESA Ketintang khususnya Fakultas Ilmu
Sosial dan Hukum dterdapat beberapa jenis hewan. Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum terletak pada
bagian depan pintu gerbang utama Universitas Negeri Surabaya. Terdapat area
taman dan kolam pada lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNESA. Pada
daerah tersebut memiliki potensi adanya keanekaragaman jenis herpetofauna.
Pada umumnya herpetofauna tidak
banyak dikenal, baik dari segi taksonomi, ciri-ciri biologi maupun ciri-ciri
ekologinya dan daerah penyebaran suatu jenis sangat sedikit diketahui
(Iskandar, 2006). Oleh karena itu penelitian tentang
keanekaragaman herpetofauna memiliki peranan penting dalam studi di bidang
biologi terutama kajian taksonomi. Penelitian yang dilakukan berujung pada
keselarasan antara manusia dengan ekosistemnya dan lingkungan di sekitarnya
yang sekaligus menjadi habitat bagi mahluk hidup lainnya. Selain itu
pengetahuan tentang jenis-jenis fauna yang terdapat pada area tertentu
merupakan kunci untuk memahami keanekaragaman hayati yang ada (Das,1997).
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan
keanekaragaman herpetofauna dan menghitung
indeks keanekaragaman herpetofauna berdasarkan tipe habitat di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri
Surabaya. Manfaat
dari proyek ini adalah dapat mendeskripsikan keanekaragaman herpetofauna yang terdapat di Ilmu Sosial dan
Hukum, Universitas Negeri Surabaya sehingga dapat diketahui jenis-jenis herpetofauna apa saja yang terdapat pada Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
tersebut dan dapat menghitung
keanekaragaman jenis herpetofauna berdasarkan tipe habitat di Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
dilaksanakan di kawasan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri
Surabaya pada bulan Oktober – November
2015. Metode pengumpulan data menggunakan metode survei perjumpaan visual/ VES
(Visual Encounter Survey) yaitu
pengambilan jenis satwa berdasarkan penglihatan langsung pada jalur yang telah
ditentukan (Heyer, 1994). Dikombinasikan dengan sistem jalur transek sampling yang
peletakannya dilakukan secara proposional berdasarkan tipe habitat yaitu
akuatik dan terestrial (Kusrini, 2008). Sebelum penangkapan, dilakukan
penentuan jalur habitat terestrial dan akuatik, jumlah jalur yang dibuat
sebanyak 6 jalur, untuk tipe habitat akuatik dibuat tiga jalur dengan panjang dan lebar
mengikuti ukuran kolam, pengamatan dilakukan disepanjang badan kolam. Tipe
habitat terrestrial dibuat tiga
jalur dengan luas 3 x 3 m, pengamatan dilakukan dengan melihat objek yang
tampak, baik di serasah, dasar tanah, pohon, dan lubang-lubang di permukaan
tanah.
Alat dan bahan
yang digunakan dalam penelitian adalah ember,
senter, jaring-jaring, kantong plastik. Sasaran dari penelitian ini
adalah semua jenis hewan herpetofauna yang ditemukan di sekitar Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum, sedangkan objek
yang dikaji adalah pengelompokan jenis hewan pada
kelas reptilia dan kelas amphibia
berdasarkan tingkatan spesies dan perbandingan jumlah anggota pada
kelas reptilia dan kelas amphibia.
Keterangan
:
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
Ln = logaritme bilangan dasar
Gambar 1. Denah pengambilan sampel data
HASIL
Pada
penelitian di Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya dijumpai dua
spesies dari kelas amphibia
dan empat spesies dari kelas reptilia ( Tabel 1)
Tabel 1. Spesies
kelas amphibia
dan reptilia yang
dijumpai di Fakultas Ilmu Sosisal dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya berdasarkan
jalur pengamatan.
Tabel 2. Spesies kelas Amphibia
dan Reptilia di Fakultas Ilmu Sosisal dan Hukum, Universitas Negeri
Surabaya dan indeks keanekaragaman (H’)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan total jumlah individu
herpetofauna baik amphibia maupun reptilian yang ditemukan di enam jalur yaitu 3 jalur akuatik dan 3 jalur terestrial pengamatan Fakultas Ilmu Sosial dan
Hukum, Universitas Negeri Surabaya sebanyak 21 individu dari 6 spesies (tabel
1.)
Hasil data yang diperoleh, bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum mempunyai
keanekaragaman jenis herpetofauna dalam keadaan sedang
kestabilannya, hal ini terlihat dari perhitungan Shannon-Wiener (H’) sebesar 1,4556 (tabel 2). Indeks Keanekaragaman Herpetofauna jalur akuatik lingkungan Fakultas Sosial dan Hukum UNESA sebesar 0,5004 yang menunjukkan bahwa
keanekaragaman jalur akuatik terbilang rendah. Indeks
Keanekaragaman Herpetofauna jalur terestrial lingkungan Fakultas Sosial dan Hukum UNESA sebesar 1,19008 yang menunjukkan bahwa
keanekaragaman jalur terestrial terbilang sedang. Menurut Lee et al (1978), kondisi kestabilan
suatu kemunitas dibedakan menjadi 3 kriteria berdasarkan indeks H’ tersebut,
masing-masing : Jika H’ < 1 , berarti komunitas dalam keadaan tidak stabil, Jika
1<H’< 3, berarti komunitas dalam keadaan sedang kestabilannya, Jika H’
> 3 , berarti komunitas dalam keadaan stabil.
Faktor yang mengakibatkan indeks keanekaragaman dalam
keadaan stabil di Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum antara lain
karena masih banyaknya lahan terbuka yang menjadi habitat kelompok herpetofauna
baik Amphibia maupun Reptilia, seperti area taman dan kolam kolam kecil.
Habitat Amphibia dan Reptilia dapat dibagi menjadi dua habitat besar, yaitu
akuatik dan terestrial. Habitat akuatik meliputi kolam-kolam dan sungai,
sementara habitat terestrial meliputi lantai hutan maupun pepohonan (arboreal).
Keanekaragaman habitat akan berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis suatu
hewan. Semakin beranekaragam struktur habitat maka semakin besar keanekaragaman
jenis hewan, hal ini karena habitat menyediakan sumber daya yang cukup,
khususnya sebagai tempat untuk mencari makan, berlindung dan berkembang biak.
Nilai
indeks keanekaragaman jenis tertinggi terlihat pada jalur terestrial.
Diandingkan dengan jalur akuatik, jalur terestrial merupakan jalur yang
memiliki habitat lebih kompleks. Habitat di jalur terestrial terdiri dari area
lahan terbuka, taman dan sebagian gedung, sementara jalur akuatik meskipun
terletak di kolam-kolam kecil, tetapi habitat ini kurang kompleks dibanding
jalur terestrial karena kondisi kolam yang kotor dan tidak pernah di bersihkan.
Menurut Magurran (2004) perbedaan ukuran sampel juga dapat mempengaruhi indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener. Semakin besar ukuran sampel dan jumlah individu,
nilai indeks cenderung semakin tinggi.
SIMPULAN
Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum merupakan habitat yang sedang bagi berbagai spesies herpetofauna. Hal ini ditunjukkan dengan
ditemukannya 21
individu dari 6 spesies. Kelompok
herpetofauna paling banyak ditemui pada jalur terestrial yang ditunjukkan dari
perhitungan indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener sebesar 1,19008 dengan
indeks keanekaragaman sedang. Hal tersebut disebabkan karena masih banyaknya
lahan terbuka yang menjadi habitat kelompok herpetofauna baik Amphibia maupun Reptilia di
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNESA. Adanya lahan terbuka yang disediakan
dapat dilihat dari keberadaan beberapa taman yang tersebar di wilayah FISH
UNESA.
KEPUSTAKAAN
BAPPENAS. (1993). Biodiversity Action Plan for Indonesia.
Final Draf.
Das,I. 1997. Conservation problem of tropical Asia’s most
threatened turtle, In: Van Abbema, J. (Ed). Proceeding: Conservation
restro-ration and management of tortoise and turtle, 295-308.
Heyer WR, Donnely MA, McDiarmid RV, Hayer LA&Foster MS.
(eds). 1994. Measuring and monitoring biological diversity. Standard Methods
for Amphibians. Smithsonian Institute Press, Washington DC.
Indrawan, M., R. B. Primack., dan J. Supriatna. 2007. Biologi
Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Iskandar, D. T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Bogor:
Putslitbang Biologi LIPI. Hlm. 132.
Iskandar, D. T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan
Papua Nugini. Bandung: Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB.
Iskandar, D. T dan W.R. Erdelen. 2006. Conservation of
Amfibians and Reptils in Indonesia: Issues and Problems.Amfibi. Reptil Conserv,
4(1): 60–93
Lee, C.D., S.B. Wang & C.L.
Kao, 1978, Benthic Macroinvertebrate and
Fish as Biological Indicator of Water Quality with Reference to Community
Diversity Index. In Quano E.A.R., Developing Countries, The AsianIntitute
of Technology, London.
Magurran AE. 2004. Measuring Biological Diversity.
USA: Blackwell Publishing Company.
Mistar. 2003. Panduan lapangan amfibi Kawasan Ekosistem
Leuser. The Gibbon Foundation & PILI-NGO Movement. Indonesia.
Obst FJ. 1998. Di dalam: Cogger HG, Zweifel RG, editor.
Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. San Fransisco: Fog City Press.
[WCMC] World Conservation Monitoring Centre. 1992.Global
Diversity: Status of the Earth's Living Resources.London: Chapman dan Hall
Brands, S.J., 1989. Taxonomicon
(online, taxonomicon.taxonomy.nl, diakses pada 4 Desember 2015
If you're trying to lose fat then you certainly have to try this brand new personalized keto plan.
BalasHapusTo design this keto diet service, licensed nutritionists, fitness trainers, and professional cooks joined together to develop keto meal plans that are efficient, painless, money-efficient, and satisfying.
Since their launch in early 2019, 1000's of clients have already remodeled their body and well-being with the benefits a professional keto plan can offer.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-confirmed ones provided by the keto plan.