KEANEKARAGAMAN
INSEKTA DI LINGKUNGAN SEKITAR AREA PISANG -PISANGAN KEBUN RAYA PURWODADI
PASURUAN
Fitria
Karinasari,Madha Fitri Marinta, Betty Asrotaja Yonika Putri
Jurusan Biologi-FMIPA Universitas
Negeri Surabaya
ABSTRAK
Tugas penelitian tentang
keanekaragaman Insekta di lingkungan sekitar area pisang-pisangan Kebun Raya
Purwodadi Pasuruan bertujuan untuk mendeskripsikan keanekaragaman Insekta dan
perbandingan jumlah anggota setiap ordo pada kelas Insekta di sekitar area pisang-pisangan
Kebun Raya Purwodadi Pasuruan. Metode yang digunakan dalam tugas penelitian ini
adalah dengan melakukan eksplorasi yaitu penangkapan Insecta pada seluruh area
sekitar pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan, kemudian dilanjutkan
dengan pengumpulan data di lapangan untuk kemudian diidentifikasi. Berdasarkan
hasil pengamatan, pengumpulan, dan identifikasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa hewan yang ada di lingkungan sekitar area pisang-pisangan Kebun
Raya Purwodadi Pasuruan cukup beranekaragam dengan ditemukannya hewan dari
kelas insekta diperoleh ordo Odonata, ordo Lepidoptera, ordo Orthoptera, dan
Oro Hemiptera yang keseluruhannya terdiri atas 6 spesies. Perbandingan jumlah
spesies dalam setiap ordo berbeda. Jumlah spesies yang paling mendominasi
lokasi tersebut adalah ordo Orthoptera, sedangkan yang paling sedikit ditemukan
adalah ordo Hemiptera.
Kata Kunci: Area pisang-pisangan
Kebun Raya Purwodadi, keanekaragaman Insekta, Insektarium.
PENGANTAR
Kebun
Raya Purwodaddi Pasuruan merupakan suatu
kawasan yang mengoleksi berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan yang dikoleksinya
memiliki dasar ilmiah. Informasi ilmiah mengenai koleksinya terdokumentasi
dengan baik. Fungsi dari Kebun Raya adalah
sebagaia tempat konservasi ex-situ, tempat penelitian, tempat pendidikan
lingkungan, dan tempat wisata. Kebun
Raya Purwodadi Pasuruan didirikan pada awal tahun 1941 yaitu sebelum
kemerdekaan. Awalnya kebun ini hanya untuk tanaman perkebunan, namun kini terus
berkembang dan memiliki lebih dari 10.000 jenis tanaman. (UPT Balai Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI,2001)
Insekta
merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya
dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. Insekta memiliki nilai
penting antara lain nilai ekologi, endemisme, konservasi, pendidikan, budaya,
estetika, dan ekonomi (Little,1957). Penyebaran insekta dibatasi oleh
faktor-faktor geologi dan ekologi yang cocok, sehingga terjadi perbedaan iklim,
musim, ketinggian tempat, serta jenis makanannya (Borror & Long,1998).
Insekta juga merupakan bioindikator kesehatan hutan. Penggunaan insekta sebagai
bioindikator akhir-akhir ini dirasakan semakin penting dengan tujuan utama
untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik
lingkungan (Speight et al. 1999).
Sejumlah kelompok insekta seperti kumbang (terutama kumbang pupuk), semut,
kupu-kupu, dan rayap memberikan respon yang khas terhaap tingkat kerusakan
hutan sehingga memiliki potensi sebagai spesies indikator untuk mendeteksi
perubahan lingkungan akibat konservasi hutan oleh manusia yang sekaligus
menjadi indikator kesehatan hutan (Jones & Eggleton,2000).
Anggota
Arthropoda khususnya insekta yang berada tersebar di sekitar lingkungan sekitar
area pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan cukup beragam. Hal tersebut
ditunjang dengan keadaan ekosistem dan ketersediaan makanan yang baik. Disana
terlihat pepohonan yang rindang baik kecil maupun besar, berbuah ataupun tidak,
serta semak-semak yang tersebar merata. Ekosistem tersebut cukup disukai oleh
hewan-hewan insekta, baik sebagai tempat tinggal (sarang), tempat
persembunyian, dan pemerolehan makanan. Dari area yang kami telusuri di lingkungan sekitar area
pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan terdapat beranekaragam insekta
dari kupu-kupu, capung, semut, belalang, lebah, dan kumbang dengan berbagai ukuran,
bentuk, jenis, serta warnanya. Keanekaragaman insekta di berbagai tempat
berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya jenis
tanaman, udara yang bersih, dan pencahayaan yang cukup (Noprin, 2010).
Di lingkungan sekitar area
pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi menunjukkan bahwa udara bersih, tetapi di
lingkungan tersebut sulit mendapatkan insekta karena adanya insekta ragam sama
dengan populasi yang banyak. Oleh karena itu, kami hanya mengambil beberapa
insekta saja sebagai hasil eksplorasi penelitian kami.
Berdasarkan
paparan di atas, dapat diajukan rumusan masalah pada penelitian kami sebagai
berikut bagaimana keanekaragaman insekta di lingkungan sekitar area
pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan, dan bagaimanakah
perbandingan jumlah anggota
setiap ordo pada kelas Insekta
di lingkungan sekitar sekitar area pisang-pisangan
Kebun Raya Purwodadi Pasuruan. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini yakni
untuk mendeskripsikan keanekaragaman insekta di lingkungan sekitar area pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan
dan mengidentifikasi anggota insekta filum Arthropoda yang terdapat di lingkungan sekitar area pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi
Pasuruan.
METODE PENELITIAN
Pada proyek penelitian ini,
jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat eksploratif,
yaitu dengan mengamati dan mendokumentasikan setiap obejek secara acak dan
menyebar pada sekitar area pisang-pisangan di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan. Lokasi penelitian yang kami lakukan bertempat di lingkungan
sekitar area pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan. Penelitian ini
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 18 April 2015 pukul 09.00 – 12.00 WIB.
Sasaran
dari penelitian ini adalah semua jenis hewan insekta yang ditemukan di sekitar
area pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan, sedangkan objek yang dikaji
adalah pengelompokan jenis insekta berdasarkan tingkatan ordo pada kelas
Insekta di
lingkungan sekitar sekitar area pisang-pisangan
Kebun Raya Purwodadi Pasuruan dan perbandingan jumlah anggota
setiap ordo pada kelas Insekta
di lingkungan sekitar sekitar area pisang-pisangan
Kebun Raya Purwodadi Pasuruan.
Alat
penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini di antaranya adalah jaring
yang digunakan untuk menangkap insekta, kloroform yang digunakan untuk membius
insekta, sterofoam digunakan untuk meletakkan insekta, formalin untuk
mengawetkan insekta, jarum untuk melekatkan insekta dengan sterofoam, dan jarum
suntik untuk menyuntikkan formalin ke dalam tubuh insekta.
Tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengamati insekta yang ada di lingkungan lingkungan sekitar area pisang-pisangan Kebun Raya
Purwodadi Pasuruan meliputi jenis-jenis insekta apa saja yang ada
dan insekta apa yang mendominasi di lingkungan tersebut. Pada saat itu juga
mengambil atau menangkap sampel insekta dari beberapa keanekaragaman insekta
yang ditemukan dan langkah terakhir adalah mengawetkan sampel insekta tersebut
menjadi insektarium. Kegiatan tersebut dilakukan pada tempat eksplorasi yaitu
di lingkungan sekitar area
pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan.
|
HASIL
Dari hasil observasi yang
kami lakukan di lingkungan sekitar area pisang-pisangan di Kebun Raya
Purwodadi, Jalan
Raya Surabaya-Malang KM 65, Purwodadi-Pasuruan-Jawa Timur.
Tabel 1. Jenis serangga yang terdapat di
lingkungan sekitar area pisang-pisangan di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan.
Kelas
|
Ordo
|
Famili
|
Genus
|
Spesies
|
Nama Daerah
|
Jumlah
Individu
|
Insekta
|
Odonata
|
Libellulidae
|
Diplacodes
|
Diplacodes trivialis
|
Capung
|
12
|
Lepidoptera
|
Nymphalidae
|
Ideopsis
|
Ideopsis juventa
|
Kupu-kupu
|
7
|
|
Ortoptera
|
Acrididae
|
Melanoplus
|
Melanoplus
differentialis
|
Belalang
|
14
|
|
Orthoptera
|
Pyrgomorphidae
|
Atractomorpha
|
Atractomorpha crenulata
|
Belalang
|
18
|
|
Hemiptera
|
Pyrrhocoridae
|
Dysdercus
|
Dysdercus cingulatus
|
Bapak
pucung
|
10
|
|
Lepidoptera
|
Pieridae
|
Eurema
|
Eurema hecabe
|
Kupu-kupu
|
8
|
|
Gambar 1.Histogram perbandingan jumlah anggota/individu setiap ordo pada kelas Insecta di lingkungan sekitar area pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil eksplorasi di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan diperoleh
hasil sebagai berikut Ordo Lepidoptera 2 spesies
yakni Ideopsis juventa
dan Eurema hecabe dengan jumlah
populasi yang terdapat di lingkungan masing-masing ordo 7 individu dan 8
individu, Ordo Orthoptera 2 spesies yakni Melanoplus
differentialis dan Atractomorpha
crenulata dengan jumlah populasi yang terdapat di lingkungan masing-masing
ordo 14 individu dan 18 individu, Ordo
Odonata 1 spesies yakni Diplacodes
trivialis dengan jumlah populasi yang terdapat di lingkungan 12 individu,
Ordo Hemiptera 1 spesies yakni Dysdercus
cingulatus dengan jumlah populasi yang terdapat di lingkungan 10 individu.
Berdasarkan sampel pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa lingkungan sekitar
area pisang-pisangan di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan didapatkan ordo yang
mendominasi lokasi tersebut adalah ordo Ortoptera, sedangkan yang paling
sedikit ditemukan adalah ordo Hemiptera. Selain itu, ditemukan ordo lain dari
anggota filum Arthropoda, yaitu Ordo Odonata dan Ordo Lepidoptera. Dari
setiap ordo filum Arthropoda
memiliki ciri khusus tersendiri.
Ordo
Orthoptera memiliki ciri-ciri antara lain ukuran bentuk tubuh sedang sampai
besar, anggota ordo Orthoptera ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap.
Spesies yang bersayap mempunyai dua pasang sayap dengan bentuk sayap panjang
menyempit, banyak vena, menebal seperti kertas perkamen. Sayap belakang
membraneus, melebar dan banyak vena. Tipe mulut penggigit pengunyah. Spesies
betina umumnya mempunyai ovipositor (struktur berbentuk tabung yang berfungsi
membantu peletakan telur) yang
berkembang biak, jantan ada yang mempunyai alat penghasil suara, terletak di tibia
atau abdomen. Habitat ordo Orthoptera di areal tanaman budidaya, ada juga yang
lingkungan rumah atau tempat tinggal (Lilies,
1991).
Dari ordo ini individu yang kami dapatkan yakni belalang. Kami mendapati
belalang ini diantara serasah pada sekitar area pisang-pisangan di Kebun Raya
Purwodadi Pasuruan. Jumlah spesies dari ordo Orthoptera yang kami amati
sebanyak 1 spesies yakni Melanoplus
differentialis sebanyak ± 14 individu, spesies ini memiliki ciri tubuh
simetri bilateral, warna tubuh cokelat, ukuran panjang tubuh keseluruhan 2,5 cm. Memiliki 2 pasang sayap
membran, Sayap depan panjang menyempit, banyak vena, sayap belang membraneus,
melebar, dan banyak vena, memiliki antena. Bertipe mulut penggigit pengunyah,
memiliki sepasang sayap dan panjang sayap 0,8 cm dan Atractomorpha crenulata sebanyak ± 18 individu, Spesies
ini memiliki ciri tubuh simetri bilateral,tubuh terdiri dari prosoma dan
opiosthosoma. Bagian prosoma meruncing seperti jarum. Warna tubuh hijau, ukuran
panjang tubuh keseluruhan 3,8 cm. Memiliki 2 pasang sayap kecil, dan membraneus,
memiliki sepasang antena, panjang antenna 0,5 cm. Memiliki tiga pasang kaki dan
sepasang kaki bagian belakang lebih panjang daripada dua pasang kaki depan. Bertipe
mulut penggigit pengunyah.
Ordo Lepidoptera yang kami temukan,
yakni kupu-kupu yang memiliki
ciri-ciri memiliki dua pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik, antennanya
agak panjang, tipe mulut yaitu penghisap dengan siphon. Ordo Lepidoptera
memiliki habitat di macam-macam tanaman. Kupu-kupu tidak menyukai hidup di daerah yang udaranya kotor, penuh polusi,
dan emisi karbon dan debu (Pegie, 2006). Kupu-kupu merupakan serangga yang
umumnya melakukan aktivitas pada siang hari. Pada malam hari, kupu-kupu akan
beristirahat dan berlindung di bawah daun pepohonan. Kegiatan terbang
dimulai sekitar pukul 6.00 pagi hari, pada saat itu kupu-kupu terbang dalam
jarak pendek dan hinggap, merentangkan sayapnya menanti sinar matahari pagi.
Makin siang, kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas mencari
makan ataupun bereproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan sendiri-sendiri
tetapi sering tampak kupu-kupu jantan dan betina terbang berpasangan dan pada
saatnya akan melakukan kopulasi. Selanjutnya
induk kupu-kupu akan meletakkan telur-telurnya pada daun tumbuhan inangnya.
Kupu-kupu yang rentang sayapnya kecil akan terbang rendah antara 10 cm sampai 2
m. Sedangkan, kupu-kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi
sampai ±10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada
bunga-bunga dan menjulurkan probosisnya (mulut penghisap). Perilaku mencari makan dan terbang mulai menurun menjelang
sore. Pada pukul 5 sore, beberapa kupu-kupu masih tampak terbang tetapi setelah
itu pada pukul 6 sore semua kupu-kupu telah beristirahat. Aktivitas kupu-kupu
juga dipengaruhi cuaca. Pada cuaca yang mendung, apalagi hujan, membuat kupu-kupu
enggan terbang. Pada pagi hari yang cerah, kupu-kupu berterbangan dan memulai
aktivitas hariannya kembali (Herawati Soekardi, 2007). Kami mendapati
kupu-kupu ini tersebar. Jumlah spesies dari
ordo Lepidoptera yang kami amati sebanyak 2 spesies yakni Ideopsis juventa sebanyak
± 7 individu, Spesies ini memiliki ciri tubuh simetri bilateral, warna
tubuh hitam, warna hitam dengan corak putih lonjong yang hampir memenuhi sayap,
ukuran panjang tubuh 3 cm dan lebar tubuh keseluruhan 8 cm. Memiliki 2 pasang
sayap membran yang tertutup sisik, memiliki sepasang antenna dan panjang
antenna 1,5 cm , bertipe mulut pengisap, memiliki tiga pasang kaki, Eurema
hecabe sebanyak ± 8 individu, Spesies
ini memiliki ciri tubuh simetri bilateral, warna tubuh hitam kuning, warna
sayap kuning, ukuran panjang tubuh 2,2 cm dan lebar tubuh keseluruhan 6 cm.
Memiliki 2 pasang sayap membran yang tertutup sisik, antena agak panjang,
bertipe mulut pengisap.
Ordo Odonata memiliki
ciri-ciri antara lain ukuran tubuh sedang sampai besar, memiliki antena
pendek dan kaku, abdomen panjang dan ramping. Tipe alat mulut penggigit dan
pengunyah. Sayap seperti selaput dan vena. Ordo Odonata banyak hidup di habitat
akuatik pada saat nimpha dan terdapat didarat atau udara bebas saat dewasa (Noerdji, 2011). Dari ordo ini individu
yang kami dapatkan yakni capung. Kami mendapati capung ini tersebar diseluruh area
pisang-pisangan di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan. Jumlah spesies dari ordo
Odonata yang kami amati sebanyak 1 spesies yakni Diplacodes trivialis sebanyak 12 individu, Spesies
ini memiliki ciri tubuh simetri bilateral,tidak memiliki antena, tubuh terbagi
menjadi dua bagian yaitu prosoma (kepala dan toraks) dan opisthosoma (abdomen),
abdomen panjang dan ramping,warna tubuh hijau, ukuran panjang tubuh 5,5 cm dan
lebar tubuh keseluruhan 7 cm. Memiliki 2 pasang sayap seperti selaput dan
memiliki banyak vena,memiliki tiga pasang kaki, Tipe mulut penggigit pengunyah.
Ordo
Hemiptera berarti “yang bersayap setengah”. Nama itu diberikan karena serangga
dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit,
namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian
anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya
yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain
sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang (Jumar,2000). Ciri khas
utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk
seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan
dari makanannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri
adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan
mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan
kecil seperti ikan (Jumar,2000).
Dari
ordo ini individu yang kami dapatkan yakni Kumbang Merah “Bapak pucung”. Kami
mendapati spesies ini berada di atas daun salah satu pohon pisang yang berada
di area pisang-pisangan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan . Jumlah spesies dari
ordo Hemiptera yang kami amati sebanyak 1 spesies yakni Dysdercus cingulatus
sebanyak 10 individu, Spesies ini memiliki ciri tubuh simetri
bilateral, memiliki bagian prostoma dan opiostoma (abdomen), bagian abdomen berwarna
hitam putih bergantian . memiliki sepasang sayang dengan warna oranye dengan
ornamen bintik hitam ditengah sayap. Memiliki 3 pasang kaki. Memiliki sepasang
antenna, panjang antenna 1,3 cm. Panjang tubuh keseluruhan 2 cm.
SIMPULAN
Berdasarkan data hasil
pengamatan dan identifikasi yang telah kami lakukan di lingkungan sekitar
area pisang-pisangan di Kebun Raya Purwodadi, Jalan Raya Surabaya-Malang KM 65,
Purwodadi-Pasuruan-Jawa Timur, maka dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman insekta di lingkungan sekitar area pisang-pisangan
Kebun Raya Purwodadi Pasuruan relatif cukup tinggi dengan ditemukannya
berbagai macam spesies sebanyak 6 spesies yaitu dari ordo
Lepidoptera 2 spesies yakni Ideopsis
juventa dan Eurema
hecabe, Ordo Orthoptera 2 spesies yakni Melanoplus
differentialis dan Atractomorpha
crenulata, Ordo Odonata 1 spesies yakni Diplacodes
trivialis, Ordo Hemiptera 1 spesies yakni Dysdercus cingulatus, dan Perbandingan
jumlah spesies dalam setiap ordo berbeda yakni dapat diketahui bahwa
lingkungan sekitar area pisang-pisangan di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan
didapatkan ordo yang mendominasi lokasi tersebut adalah ordo Ortoptera,
sedangkan yang paling sedikit ditemukan adalah ordo Hemiptera.
DAFTAR
PUSTAKA
Borror
D.J dan De Long D.M.1998.An Introduction
to the Study of Insect.Sounders College Publishing.
Eggleton,P.,R.Homathevi.,D.Jeeva.,D.T.Jones.,R.G.Davies
& M.Maryati.2000.The Spesies Richness
and Composition of Termites (Isoptera) in Primary and Regenerating Lowland
Dipterocarp Forest in Sabah. East Malaysia.Ecotropica 3: 119-128.
Jumar
,2000.Entomologi Pertanian.Jakarta:
Rineka cipta.
Lilies
C.S.1991.Kunci Determinasi Serangga.Yogyakarta:Kanisius.
Little,F.A.1957.General And Applied Entomology.Texas:Texas
University.
Noerdji,
Woro Anggritoningsih, dkk. 2011. Fauna
Serangga Gunung Ciremai. Bogor : LIPI Press.
Peggie,Djunijanti
dan Mohammad Amir.2006.Panduan Praktis
Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor.Cibinong:LIPI.
Soekardi,Herawati.2007.Kupu-kupu di kampus UNILA.Bandar
Lampung:UNILA Press.
Speight
et al. 1999
UPT
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi- LIPI.2001.Kebun Raya Purwodadi. Diakses pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 19.56
WIB dari http://krpurwodadi.lipi.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar